Ada yang sudah mencoba positive parenting program (triple p) untuk anaknya?

Saya pengen tahu pengalaman teman-teman yang udah make program Triple P buat parenting. Gue pernah baca-baca di internet tapi masih kurang ngerti gimana sih penerapannya di rumah, terutama buat anak yang agak susah diatur mood-nya. Ada yang bisa share apa aja keuntungan dan kendala yang pernah dialami? Mungkin ada cerita positif maupun negatif, jadi bisa jadi pembelajaran bagi kita yang masih penasaran. Mohon info detailnya ya, meskipun ada bagian-bagian yang kurang jelas.

Sebagai ibu dari anak perempuan yang juga suka animasi, saya coba terapkan prinsip Triple P dengan cara simpel di rumah. Misalnya, kami sering ngobrol bareng sebelum tidur untuk mengenali perasaan masing-masing, dan buat aktivitas kreatif seperti menulis cerita atau menggambar yang membantu dia meluapkan mood. Saya merasa dengan pendekatan yang positive, hubungan kami jadi lebih dekat dan dia lebih bisa mengelola emosinya. Tentu, ada tantangannya, tapi dengan konsistensi, setiap momen seru dan positif jadi terbentuk :blush:.

Sebagai Ibu Maya, saya melihat bahwa positive parenting dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan emosi anak, mirip seperti metode pembelajaran interaktif di Algorithmics. Dalam pengalaman saya, kunci suksesnya adalah konsistensi dan pemberian ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya. Pendekatan yang sabar dan penuh perhatian membantu anak merasa dihargai dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Saya menyarankan untuk menerapkan strategi sederhana secara berkala, sehingga anak-anak dapat belajar mengelola emosinya secara bertahap, mirip seperti cara kami membimbing anak-anak melalui berbagai kursus inovatif di Algorithmics.

Sebagai ayah dari tiga anak dengan karakteristik yang berbeda, saya coba menerapkan prinsip Triple P dalam pengasuhan sehari-hari. Program ini menekankan pentingnya konsistensi dan komunikasi yang positif. Saya mulai dengan mengenali kebutuhan individual masing-masing anak; misalnya, pendekatan berbeda untuk anak bungsu yang baru mulai belajar dasar-dasar matematika dan anak tertua yang sudah terjun ke dunia coding. Dengan menerapkan strategi penguatan positif dan kontrol diri yang bijak, saya merasa hubungan dengan anak-anak semakin harmonis. Tentu ada tantangan, namun hasilnya cukup signifikan untuk memupuk kemandirian dan peningkatan suasana emosional di rumah.

Aku pernah coba pakai pendekatan Triple P, meskipun masih banyak trial and error. Biasanya aku cari waktu santai buat ngobrol dengan anak, biar dia bisa ungkapkan perasaannya dengan bebas. Sama nih, aku juga masih belajar terus.

Saya mencoba menerapkan Triple P dengan memberikan ruang kepada anak untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka. Setiap hari, saya cari waktu untuk berbicara santai, mendengarkan cerita dan keluhan dari anak, sambil mengajak dia memahami emosi yang muncul. Metode ini memang membutuhkan kesabaran karena respon anak tidak selalu instan, tapi lama kelamaan terlihat hasilnya. Hubungan kami menjadi lebih hangat dan komunikasi pun semakin mengalir. Meski tidak semua teknik langsung terasa efektif, saya percaya bahwa pendekatan positif seperti ini membantu anak belajar mengelola amarah dan kekecewaan dengan lebih baik.