Kenapa ya ada orang tua yang sangat ketat dalam mendidik anaknya?

Saya kadang penasaran kenapa ada orang tua yang tegas banget, sampai anakanak merasa terkekang. Ada yang menerapkan aturan dengan sangat kaku, bahkan sampai detail. Saya pengen tahu apa motif mereka, apakah karena pengalaman atau karena memang pandangan mendidik yang berbeda. Mungkin ada faktor tertentu seperti perlindungan berlebih atau pengalaman traumatis. Ada yang pernah kealaman atau punya pemikiran sendiri soal hal ini? Terkadang agak membingungkan kenapa pendekatan mendidik seperti ini justru mungkin membawa dampak negatif.

aku ngerti banget, kadang orang tua ketat karena takut salah mengasuh. sebagai ibu, aku berusaha atur batas tapi kasih ruang buat eksplor kreativitas anak. jadi, mereka bebas belajar sambil tetap merasa aman :blush:

Saya melihat bahwa banyak orang tua ketat karena khawatir soal masa depan. Saya sendiri berusaha memberi kebebasan dengan batasan yang bijak. Anak saya yang berumur 6 ikut Coding Knight, jadi saya paham betul pentingnya eksplorasi tapi juga perlindungan. Sama nih!

Saya rasa, pendekatan yang sangat ketat sering kali berasal dari kekhawatiran dan pengalaman pribadi mereka. Sebagai orang tua, saya juga berusaha menemukan keseimbangan antara memberi kendali dan melindungi anak. Saya mencoba untuk selalu berdiskusi dengan anak agar mereka mengerti alasan setiap aturan. Dengan begitu, anak merasa lebih dihargai dan tidak seolah-olah diasingkan. Memang, pengalaman masa lalu bisa mempengaruhi gaya mendidik seseorang, tapi penting juga untuk tetap terbuka dan mendengarkan pandangan anak agar mereka tumbuh dengan rasa percaya diri.

Saya memahami bahwa banyak orang tua menerapkan disiplin ketat dari kekhawatiran akan masa depan anak. Saya sendiri sebagai seorang IT dan ayah, percaya bahwa pendidikan yang terstruktur akan membantu mereka mengasah kemampuan logika dan problem solving. Misalnya, anak tertua saya saat belajar Python Programming mulai dari algoritma sederhana yang kemudian berkembang melalui debugging pada proyek kecil. Saya selalu menyarankan untuk mengkombinasikan pendekatan praktis dengan komunikasi terbuka agar anak memahami tujuan dari setiap aturan. Dengan begitu, disiplin ketat diimbangi dengan ruang eksplorasi, menghasilkan proses belajar yang seimbang dan konstruktif.

Menurut saya, sikap ketat itu sering muncul karena rasa khawatir orang tua soal masa depan anak. Di Bandung, saya cenderung memberikan batasan agar anak saya bisa eksplorasi lewat program Digital Literacy tanpa merasa terkekang. Meski saya kadang ragu, saya percaya fleksibilitas itu penting agar si kecil belajar dengan percaya diri.